PRAKTEK DASAR ELEKTRONIKA
PENGUAT DAYA KELAS A

Oleh:
Nama : Megawati
Kelas : 2 TCB
NIM : 061130701304
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jalan Srijaya Negara Bukit Besar
Telepon 0711 353414
Palembang
2012
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita
semua, Terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah
ini.
Berikut
ini, penulis persembahkan sebuah makalah Praktek Dasar Elektronika yang
berjudul “Penguat Daya Kelas A”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada
pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruandalam makalah
ini, penulis mohon maaf, karna penulis sendiri dalam tahap belajar.
Dengan
demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para
pembaca.
Semoga
Allah memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat.
Palembang,
10 Juli 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………1
Kata
Pengantar……………………………………………………………………...2
Daftar
Isi……………………………………………………………………………3
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………………………………………………….…..5
B. Rumusan
Masalah……………………………………………………….….5
C. Tujuan……………………………………………………………………....5
PEMBAHASAN
A. Pengertian
penguat daya kelas A…………………………………….…….7
B. Jenis-jenis
penguat daya……………………………………………….…..8
C. Cara
kerja penguat daya kelas A…………………………………………..9
D. Contoh
penguat daya kelas A……………………………………………..9
E. Percobaan
penguat daya kelas A…………………………………………11
F. Ciri
penguat daya kelas A………………………………………...……...13
G. Cara
mengenali penguat daya kelas A…………………………………...15
H. Sifat
penguat daya kelas A………………………………………..……..17
PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………….18
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………19
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Istilah penguatan pada
dasarnya berarti membuat menjadi lebih kuat. Dalam bidang elektronika maka yang
diperkuat adalah amplitudo dari sinyal. Untuk mengerti bagaimana penguat
bekerja perlu dimengerti dua tipe penguatan yang utama yaitu:
1. Penguat
tegangan yaitu penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan.
2. Penguat
arus yaitu penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan.
Sedangkan
penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di atas. Meskipun pada
kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena tegangan tidak aka nada
tanpa adanya daya kecuali jika impedansinya tak terhingga. Efisiensi dari
penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban
dengan daya yang diberikan oleh catu daya.
B. Rumusan
Masalah
Sebelum membahas
Penguat Daya Kelas A lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah
penguat daya itu?
2. Apa
contoh penguat daya?
3. Bagaimana
cara kerja penguat daya?
4. Apa
ciri dari penguat daya?
C. Tujuan
Maksud utama disusunnya
makalah ini adalah guna memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Praktek Dasar
Elektronika. Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami
pengertian penguat daya, terutama penguat daya kelas A
2. Memahami
cara kerja penguat daya
3. Memahami
contoh dari penguat daya
4. Memahami
ciri-ciri dari penguat daya
5. Memahami
percobaan pada penguat daya
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan
Penguat Daya Kelas A
Penguatan berarti
membuat menjadi lebih kuat, dalah bidang elektronika yang diperkuat adalah
aplitudo dari sinyal. Penguat Daya Kelas A adalah penguat yang titik kerja
efektifnya setengah dari tegangan VCC penguat. Untuk bekerja penguat kelas A
memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima
sinyal. Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi
terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil. Titik kerja
diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh
fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear.
Sistem bias penguat
kelas A yang populer adalah system bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan
balik kolektor. Melalui perhitungan tegangan bias yang tepat maka kita akan
mendapatkan titik kerja transistor tepat pada setengah dari tegangan VCC penguat.
Penguat kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre amplifier) karena
mempunyai distorsi yang kecil.

B. Jenis-jenis
Penguat Daya
Dalam elektronika banyak sekali dijumpai
jenis penguat, pengelompokkan dapat berdasarkan:
1. Rentang
frekuensi operasi
a. Gelombang
lebar (seperti: penguat audio, video, rf dan lain-lain)
b. Gelombang
sempit (seperti: tuned amplifier).
2. Metoda
pemasangan rangkaian
a. Pemasangan
AC: semua komponen frekuensi rendah (termasuk dc) tidak diteruskan ke rangkaian
penguat
b. Pemasangan
DC: salah satu tipenya adalah penguat chopper, sinyal input terbelah menjadi
seri pulsa kemudian diperkuat oleh penguat ac sebelum dikembalikan lagi ke
level dc.
3. Titik
bias pada penguat (seperti: kelas A, kelas B, kelas AB dan kelas C)
4. Tegangan
5. Arus
6. Daya
Berdasarkan dengan tipe
pembiasan yang dilakukan oleh penguat, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kelas
A: titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatur sedemikian rupa
sehingga seluruh fasa arus output selalu mengalir. Penguat ini beroperasi pada
daerah linear.
2. Kelas
B: titik kerja diatur pada suatu sisi ekstrim saja, sehingga daya quiescent
sangat kecil. Untuk sinyal input sinusoida, penguatan hanya terjadi pada
setengah perioda sinyal input saja.
3. Kelas
C: titik kerja diatur beroperasi untuk arus (tegangan) output sama dengan nol
dengan selang lebih besar dari setengah siklus sinus. Sehingga penguat bekerja
kurang dari setengah perioda sinyal input.
C. Cara
Kerja Penguat Daya Kelas A
Penguat daya bertujuan
untuk menguatkan daya sinyal output. Pada mata kuliah elektronika ini,
diterapkan sebagai penguat daya pada speaker. Pada penguat ini, tegangan output
diatur sama dengan tegangan input DC. Sedangkan nilai arusnya yang diubah-ubah.
Pengubahan arus output lebih mudah daripada pengubahan tegangan output. Dan
rentang tegangan yang bisa diaplikasikan jauh lebih kecil daripada rentang
arus. Oleh karena itu bisa jadi, arus yang diperlukan sangat besar sehingga
dalam memilih transistor harus disesuaikan dengan kebutuhan arus. Apabila arus
yang dibutuhkan sangat besar sekali, maka dapat dipakai rangkaian transistor
Darlington. Transistor yang memiliki arus kolektor maksimum besar (sekitar
1,5A), ternyata bentuk transistornya berbeda. Ada bagian tengahnya berlubang
yang digunakan untuk ‘Heat Sink’. Heat sink digunakan agar komponen tidak cepat
panas. Dengan pemasangan heat sink maka memperluas permukaan transistor
sehingga panas semakin cepat terbuang ke udara. Harganya relatif sama dengan
transistor daya kecil. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai
perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu
daya.
D. Contoh
Penguat Daya Kelas A
Contoh dari penguat
kelas A adalah rangkaian dasar common emitter (CE) transistor. Penguat tipe
kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada
pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di
tengah garis beban kurva VCE-IC
dari
rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. gambar berikut
adalah contoh rangkaian common emitor dengan transistor NPN Q1.
Garis beban pada
penguat ini ditentukan oleh resistor Rc dan Re dari rumus
VCC = VCE + IcRc + IeRe.
Jika Ie = Ic maka
dapat disederhanakan menjadi VCC = VCE + Ic (Rc+Re).
Selanjutnya pembaca dapat menggambarkan garis beban rangkaian ini dari rumus
tersebut. Sedangkan resistor Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias.
Pembaca dapat menentukan sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian
tersebut dengan pertama menetapkan berapa besar arus Ib yang
memotong titik Q.
Besar arus Ib biasanya
tercantum pada datasheet transistor yang digunakan. Besar penguatan sinyal AC
dapat dihitung dengan teori analisa rangkaian sinyal AC. Analisa rangkaian AC
adalah dengan menghubung singkat setiap komponen kapasitor C dan secara
imajiner menyambungkan VCC ke ground. Dengan cara ini rangkaian
gambar-1 dapat dirangkai menjadi seperti gambar-3. Resistor Ra dan Rc
dihubungkan ke ground dan semua kapasitor dihubung singkat.
Dengan adanya kapasitor
Ce, nilai Re pada analisa sinyal AC menjadi tidak
berarti. Penguatan didefinisikan dengan Vout/Vin = rc
/ re’, dimana rc adalah resistansi Rc
parallel dengan beban RL (pada penguat akhir, RL adalah speaker 8
Ohm) dan re’ adalah resistansi penguatan transistor. Nilai re’
dapat dihitung dari rumus re’ = hfe/hie yang
datanya juga ada di data sheet transistor. Gambar-4 menunjukkan ilustrasi
penguatan sinyal input serta proyeksinya menjadi sinyal output terhadap garis
kurva x-y rumus penguatan vout = (rc/re) Vin.
E. Percobaan
Penguat Daya Kelas A
Tujuan dari percobaan
ini adalah untuk mengetahui letak titik kerja penguat kelas A dan efeknya bila
titik kerjanya tidak pada tengah garis beban.
Langkah pertama yaitu
mengukur besarnya Ic dan Vce masing-masing transistor saat tidak ada sinyal
masukan.

Setelah itu lepas
amperemeter dan beri sinyal masukan rangkaian penguat. Lihat gambar sinyal
masukan dan keluaran di osiloskop.
Dari gambar terlihat
kalau sinyal keluaran sefasa dengan sinyal masukan dan terpotong.

Terpotongnya sinyal
disebabkan oleh letak titik kerja penguat tingkat kedua yang tidak berada di
tengah garis beban, terlihat dari hasil pengukuran Vce dan Ic sebelumnya.
Untuk membetulkan titik
kerja maka digunakan resistor variable sebagai pengganti salah satu resistor
bias pembagi tegangan pada penguat tingkat kedua.
Resistor variable diset
sampai memperoleh tegangan keluaran yang tidak terpotong. Kemudian alat
dimatikan dan diukur berapa nilai resistor variable tersebut.

Kemudian hasil
pengukuran dibandingkan dengan hitungan secara teori.
F. Ciri
Penguat Daya Kelas A
Ciri khusus yang
membedakan penguat daya kelas A dengan penguat daya kelas lainnya adalah:
-
Penguat dengan letak titik Q di
tengah-tengah garis beban.
-
Mempunyai sinyal keluaran yang paling
bagus diantara penguat jenis yang lain.
-
Efisiensinya paling rendah, karena
banyaknya daya yang terbuang di transistor.
-
Titik kerja diatur agar seluruh fasa
sinyal input diatur sedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalu
mengalir. Penguat ini peroperasi pada daerah linear.
-
Disipasi daya tertinggi terjadi saat
tidak ada sinyal masukan. Besarnya disipasi daya pada transistor dirumuskan:
PDiss = Vce x Ic
Daya keluaran maksimum dapat dicari dari persamaan:

Sehingga


Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal
keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe kelas A disebut sebagai
penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih
bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan
sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah
kira-kira hanya 25% = 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A,
sehingga walaupun tidah ada sinyal input (ketika sinyal input = 0 Vac)
transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor
selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi
panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan
perbandingan ekstra seperti heat sink yang lebih besar.
G. Cara
Mengenali Penguat Daya Kelas A

Cara
yang paling mudah untuk mengenali jenis penguat kelas adalah dengan memperhatikan
tegangan pada basis, pada gambar diatas tegangan Vcc yang masuk ke basis
mengalami pembagian tegangan oleh adanya resistor yang dipasang secara parallel
yairu R1 dan R3, jadi langkah awal untuk menentukan jenis dari suatu penguat
adalah dengan melihat tegangan yang masuk ke basis, bandingkan dengan penguat
yang lain, penguat kelas B memiliki tegangan 0.7 V karena tegangan pada kaki
basis sama dengan tegangan pada diode, sedangkan untuk kelas C tegangan pada
basis sebesar 0 V karena dihubungkan ke ground melalui sebuah inductor.
Perhatikan
pada bagian input dan output, sebelum dan sesudah output terdapat sebuah
capacitor (C2 dan C4) yang dipasang secara seri, fungsi dari capasitor ini
disebut sebagai kopling karena berfungsi untuk menyalurkan transmisi, atau
sebagai sambungan, sifat dasar dari kapasitor adalah menahan arus DC dan
meloloskan arus AC, dengan adanya capasitor pada input dan output rangkaian
maka dapat memfilter arus DC sehingga benar-benar arus AC yang masuk.
Pada
kaki basis dialiri arus yang cukup untuk mengaktifkan kerja dari transistor,
arus IB yang cukup besar juga akan mengakibatkan arus yang melalui IC
juga cukup sangat besar, karena sesuai persamaan IE = IC +
IB sedamgkan IE ≈ IC , akibat arus yang besar
tersebut transistor akan cepat panas dan jika hal ini tetap dibiarkan maka
transistor dapat rusak, untuk menanggulangi hal ini maka pada kaki emitor
diberi resistor (R2), resistor ini mengakibatkan Vce semakin turun
sehingga suhu di transistor masih diambang toleransi yang tidak merusak
transistor, R2 juga sering disebut sebagai pengendali suhu pada rangkaian
penguat kelas A.
Sekarang
perhatikan kapasitor yang dirangkai secara parallel dengan R2 (C1) kapasitor
ini disebut sebagai kapasitor byapass karena memiliki XC yang kecil,
fungsi dari capasitor bypass juga untuk memudahkan analisa AC pada rangkaian,
hal yang perlu diperhatikan adalah nilai dari XC hrus 20x dibawah
nilai R2, sehingga nilai dari capasitor itu sendiri dapat ditentukan dengan
persamaan:
XC=
12πfC
Jika
diperhatikan pada bagian yang paling dekat dengan VCC terdapat
kapasitor juga yang dipasang secara parallel terhadap VCC, kapasitor
ini sering disebut juga sebagai kapasitor decoupling (C3), karena kapasitor ini
menjaga agar sinyal distorsi yang dihasilkan dari rangkaian tidak mempengaruhi
input.
Pada
bagian output dipasang sebuah inductor (L1), inductor ini disebut juga sebagai
RFC (Radio Frequency Cook) yang kerjanya hamper mirip dengan LPF, fungsinya
adalah meloloskan DC dan menahan arus AC agar AC tidak naik ke Vcc kembali,
pada Radio Frequency RFC berfungsi untuk menahan arus AC.
Penguat
kelas A cocok untuk menguatkan frekuensi kecil, karena tidak membutuhkan daya
yang besar, karena itu penguat kelas A sering dipasang pada bagian awal untuk
menguatkan frekuensi kecil yang kemudian dikuatkan lagi oleh penguat yang lain
baik kelas B maupun kelas C.
H. Sifat
Penguat Daya Kelas A
1. Dirangkai
secara common emitter
2. Digunakan
untuk daya yang sedang < 10 watt
3. Input
dan outpun berbeda 180o
Selain
ketiga penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat penguat kelas A
yang dijelaskan oleh Albert Paul Malvino,Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Prinsip-prinsip Elektronika Jilid I antara
lain sebagai berikut:
1. Bati
Tegangan dengan beban
Di dalam penguat CE pada gambar 2.1 tegangan ac Vin
menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluaran ac Vout.
2. Bati
arus
3. Bati
daya
4. Daya
beban
5. Efisiensi
tahapan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tentang penguat daya
kelas A diatas dapat disimpulkan bahwa:
-
Penguat daya merupakan gabungan /
kombinasi dari penguat tegangan (penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal
masukan) denagn penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal
masukan)
-
Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan
bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal.
-
Penguat daya mempunyai sinyal keluaran
yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain.
-
Efisiensinya paling rendah, karena
banyaknya daya yang terbuang di transistor.
-
Sistem bias penguat kelas A yang populer
adalah system bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor.
DAFTAR
PUSTAKA
Albert Paul Malvino,Ph.D. Prinsip-prinsip Elektronika Jilid I.
IT Telkom. 2010. M odul Praktikum Elektronika
Komunikasi D3 Teknik Telekomunikasi
3 komentar:
mantaps gan, elektronika good (y) , elektronika good (y) , elektronika good (y)
Berikut gan referensi tambahan, skaligus untuk memperkuat catatan agan diatas,
http://gatewawan.blogspot.com/2014/08/analisis-model-kelas-penguat-dalam-rangkaian-elektronika.html
#myelektronote-smkn2yk2009
Mohon maaf..
Ini gambarnya kok gak keluar ya,mohon bisa diperbaiki agar orang lain yang membaca bisa lebih memahami...
thanks gan sudah share
pembersih mata solder
Posting Komentar